Tragedi pembebasan lahan lokasi makam tokoh Muslim Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad, Rabu(14/4) pagi sampai dengan sore hari banyak korban. Korban nyawa pun tak terhindari lagi. Bentrokan antara petugas Satuan Pamong Praja dengan para santri dan para warga sekitar makam yang menolak adanya penggusuran ini. Aksi lempar batu tak terhindarkan lagi, kelihatan tidak imbang antara banyaknya petugas SATPOL PP yang ada dan dibantu oleh pihak kepolisian dengan senjata yang ada untuk melindungi mereka seharusnya bisa dengan mudah melakukan eksekusi lahan pemakaman ini, karena lawan mereka hanya bersenjatakan batu, bom molotub, dan samurai.

Bentrokan tak terhindarkan, hujan batu tak terhentikan. Korban pun banyak yg berjatuhan dikedua kubu. Korban yang meninggal dari SATPOL PP dikabarkan 2 orang. Salah satunya adalah Ahmad Tadjudin (sumber : www.detik.com) yang ternyata juga seorang peziarah tetap makam Imam Arif Billah Hasan bin Muhammad al Haddad atau disebut pula (Mbah Priok) serta W. Soepono dan Israel Jaya, sedangkan untuk korban lain yang masih dirawat dibeberapa rumah sakit diantaranya di RS Koja (Jakarta Utara), RSUD Tarakan dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Jakarta Pusat).
Polda mencatat korban luka berat maupun ringan yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 134 orang, terdiri dari anggota polisi (10 orang), Satpol PP (69 orang) dan warga (55 orang).
Haruskan sebanyak ini korban yang harus berjatuhan hanya untuk membebaskan sebidang tanah dimana diatas dari tanah tersebut adanya makam dari orang yang cukup berjasa dalam penyebaran agama Islam ditanah Jawa ini dan adanya mesjid ??... mukin kelihatan berlebihan, namun inilah yang terjadi dibelahan utara ibukota Jakarta.
ntahlah akan jadi apa ibukota ini, sekarang banyak isu yang berkembang dimana akan adanya pergerakan masa akibat dari penolakan tragedi priok kemarin.
Semua masalah sepertinya harus diselesaikan dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Walaupun para petinggi disana selalu saja meneriakkan musyawarah untuk mufakat atau tempuh jalan damai atau apalah lagi bahasa mereka, namun inilah yang terjadi, inilah kenyataan publik tentang penyelesaian masalah kita, Lantas siapakah yang harus bertanggung jawab ??.....